Sembilan Taipan China yang Mendukung Jokowi
Bulan Maret, tepatnya Kamis (13/3/2014) malam sebelum
dimulai pencalonan Jokowi, sekitar 60 pengusaha menemui Ketua Umum DPP PDI
Perjuangan Megawati Soekarnoputri akan menerima kedatangan sekitar 60 pengusaha
di Kantor DPP PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Acara ini digelar berdasarkan permintaan para pengusaha yang
bergerak di berbagai bidang tersebut. Awalnya ada sekitar 75 orang, namun
belakangan yang datang sekitar 60 orang.
“Kalau mau nyumbang, kita sampaikan aturannya, batas
maksimalnya, nomor rekening partai juga diberikan. Kami berpikir positif saja,
kalau mau datang kan mau membantu," ujar Sekretaris Jenderal DPP PDI-P
Tjahjo Kumolo saat itu.
Bahkan secara mengejutkan, Ketua Balitbang PDI-P, Kwik Kian
Gie mengungkap dengan terang-terangan agar PDI Perjuangan menjawab hubungan
Joko Widodo dengan 9 Taipan China.
“Mumpung ada Tim Rumah Transisi, saya benar-benar prihatin
dengan kabar-kabar bahwa Pak Jokowi dikepung 9 Taipan. Orang-orang kaya yang
mengendalikan. Dan kabar ini menyebar sangat luas. cuma tidak ada yang
mengatakan, biarlah saya yang mengatakan. Bukan karena apa-apa, karena
kecintaan saya. Tolong dijawab dengan fakta-fakta bahwa itu tidak betul. Karena
kabar ini meluas," ujarnya dalam acara Indonesia Laywer Club (ILC) di TVOne
21 Oktober 2014 bertema “Jokowi JK Mencari Menteri Yang Bersih".
Siapa Sajakah Mereka?
Berikut ini sejumlah taipan, keturunan China, yang mendukung
pasangan calon presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, yang diusung koalisi
pimpinan PDI Perjuangan dalam pemilihan Presiden 2014 lalu dari penelusuran
kami.
1. Sofjan Wanandi
Sofjan Wanandi dikenal dekat dengan Jusuf Kalla. Tidak heran
karena keduanya sudah kenal baik sejak lama. Bahkan, seorang petinggi PDIP
mengaku Sofjan sudah sejak lama melobi Megawati untuk memasangkan Kalla dengan
Jokowi. Sejak tahun 2013, Sofjan di berbagai kesempatan menyatakan bakal
mengeluarkan Rp 2 triliun bila sekondanya, Jusuf Kalla, dipasangkan dengan
Jokowi. Sofjan sendiri tercatat memiliki kekayaan lebih dari Rp 3 triliun.
Sofjan kini memimpin Asosiasi Pengusaha Indonesia.
2. Tahir
Tahir tak lain ipar James Riady. Rosy Riady, isteri Tahir,
adalah putri dari Mochtar Riady. Majalah Forbes menyebut, kekayaan Tahir per
Maret 2013 sekitar US$ 2 miliar. Dia berada di peringkat ketujuh orang terkaya
di Indonesia. Tahir sukses dengan Grup Mayapada. Tahun lalu, ia menymbangkan
sejumlah bus untuk membantu Jokowi membangun citra Jakarta.
3. Rusdi Kirana
Rusdi Kirana bersama kakaknya, Kusnan Kirana, tercatat
sebagai orang kaya ke-29 menurut majalah Forbes pada November 2013. Keduanya
sukses mendirikan maskapai penerbangan Lion Air. Dengan kekayaan yang mencapai
US$ 1 miliar, Rusdi bergabung dengan tim pemenangan Jokowi-JK sebagai anggota
Dewan Pengarah.
4. Jacob Soetoyo
Direktur PT Gesit Sarana Perkasa ini mempunyai jaringan yang
kuat untuk lobi-lobi internasional. Jacob, yang juga menjadi Dewan Pengawas
Center of Strategic and International Studies (CSIS), menyediakan rumahnya di
Permata Hijau untuk pertemuan Jokowi dengan perwakilan asing di Jakarta, antara
lain dengan Dubes Amerika Serikat (AS) Robert O’ Blacke, Duta Besar Myanmar,
Meksiko, Turki, Norwegia dan Vatikan. Sebelumnya, Jacob juga sudah
memfasilitasi pertemuan antara Jokowi dengan mantan Perdana Menteri Malaysia
Mahathir Mohammad di rumah Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta.
5. James Riyadi
James Riyadi yang bernama asli Li Bái adalah seorang
misionaris Kristen fundamentalis. Ia pernah terlibat dalam kasus sponsorship pemilihan
presiden Amerika Serikat yang memenangkan Bill Clinton. James Riyadi merupakan
bos Group Lippo yang menguasai bermain di pasar perbankan, properti, dan rumah
sakit. Ia menjadi pendukung Joko Widodo sejak pemilihan gubernur Jakarta.
Namun, ia ditengarai bersaing pengaruh pada Jokowi dengan Jacob Soetoyo yang
Katolik.
6. Anthony Salim
Anthony Salim atau Liem Hong Sien merupakan salah satu orang
yang masuk ke dalam 10 Tokoh Bisnis yang paling berpengaruh pada tahun 2005
oleh Warta Ekonomi. Predikat itu diberikan karena dirinya berhasil membangun
kembali Group Salim yang saat itu mengalami kegagalan yang diakibatkan oleh
krisis ekonomi tahun 1998. Saat krisis 1988 Salim Group banyak mempunyai hutang
hingga mencapai 55 Trilyun rupiah. Anthony Salim yang memegang kekuasaan pada
Salim Group akhirnya harus melunasi hutangnya dengan cara menjual beberapa
perusahaan yang dimilikinya yaitu PT Indocement Tunggal Perkasa, PT BCA, dan PT
Indomobil Sukses Internasional. Meskipun demikian, Anthony Salim masih mempunyai
beberapa perusahaan besar yang tidak dia jual. Perusahaan tersebut antara lain
adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Bogasari Flour Mills. Kedua
perusahaan ini merupakan perusahaan penghasil mie instant dan tepung terigu
terbesar di dunia.
7. Tommy Winata
Tommy Winata (lahir dengan nama 郭說鋒) merupakan pemilik Grup
Artha Graha atau Artha Graha Network. Usahanya terutama bergerak dalam bidang
perbankan, properti dan infrastruktur. Disamping usaha bidang komersiil, TW
juga dikenal sebagai pendiri Artha Graha Peduli, sebuah Yayasan sosial,
kemanusiaan dan lingkungan yang sering turun membantu masyarakat di banyak
daerah di Indonesia. Sesaat setelah Jokowi melantik menteri, Tommy Winata
terlihat dekat dengan Menteri Susi Pudjiastuti.
8. Edward Soeryadjaya
Ia yang bernama asli Tjia Han Pun adalah pemilik Ortus
Group, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang otomotif. Hubungan antara
Edward dengan Jokowi sangat dekat, apalagi Edward pernah mengeluarkan uang
dalam jumlah yang sangat besar dari koceknya sendiri untuk proyek monorel.
Ortus Group juga bahkan tengah dalam proses untuk mengakuisisi saham PT JM
hingga 90% atau mayoritas.
9. Robert Budi Hartono
Robert Budi Hartono yang bernama asli Oei Hwie Tjhong adalah
pemilik perusahaan rokok Djarum. Saat ini ada sebuah tren baru di dunia maju
untuk menekan industri rokok. Baik iklan maupun sponsor rokok pada sejumlah
kegiatan mulai dibatasi. Misalnya, Marlboro yang pasarnya di Amerika mulai
mendapat tekanan sehingga mencari pasar baru, salah satu lahan basah tersebut
adalah Indonesia. Inilah sebabnya Robert Budi Hartono mendukung Jokowi untuk
mengamankan bisnis dan pasarnya di Indonesia.
sumber: http://www.fimadani.com/inilah-9-taipan-china-pendukung-jokowi/
Komentar
Posting Komentar