Apakah Sains dan Agama Tak Mungkin Berjabat Tangan?

Perdebatan tentang sains dan agama sepertinya bagai labirin yang rumit. Yang ilmiah dan yang ilahiah sepertinya tidak ada titik temu bagi kebanyakan orang. Para agamawan sebenarnya lebih yakin akan kebenaran yang diyakininya sebab ada banyak orang sains yang bingung saat mentok.

Sains berupaya membuktikan “keberadaan Tuhan” dengan berbagai cara. Penelitian mengenai sesuatu yang paling kecil di muka bumi, atom, terus dilakukan dan terus-terusan buntu. Temuan para ilmuan berkesimpulan bahwa ada sesuatu yang ajaib di semesta ini. Sialnya, mereka tak bersedia menghadirkan Tuhan.

Agama, sebagian besar pemeluknya -dalam hal ini Islam adalah agama penulis- kesulitan menjawab saat ditanya apakah orang yang berbuat baik namun secara resmi tidak beragama Islam bisa masuk surge? Atau pertanyaan macam apakah bisa teori Darwin berdampingan dengan keyakinan bahwa manusia pertama di bumi adalah Nabi Adam?

Kabar baiknya, penulis adalah salah seorang jamaah Maiyah yang diampu Cak Nun alias Emha Ainun Nadjib. Mbah Nun -demikian kami menyapa- dalam salah satu kesempatan menerangkan bahwa ada kemungkinan sebelum Adam sudah ada makhluk serupa.

Adam, mungkin adalah homo sapiens pertama di bumi, atau manusia pertama yang berdiri tegak. Sedangkan, sosok penemuan makhluk mirip manusia yang belum berdiri tegak boleh jadi adalah penghuni bumi yang belum sempurna. Sosok yang masih banyak kekurangan. Artinya, boleh jadi Adam adalah manusia pertama yang sempurna di bumi, atau berarti sebelum Adam sudah ada manusia namun belum sesempurna Adam.

Dengan berkeyakinan begitu, maka pengetahuan tentang agama dan sains, dalam hal ini teori Darwin tidak bertentangan. Namun, justru melengkapi puzzle yang hilang.

Bagaimana, apakah Anda bisa menerimanya?

Wallahua’lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persiku Junior Lolos 12 Besar Piala Soeratin Jateng

Tentang Malam Minggu, dan Antara Malam yang Sibuk dan Menyenangkan

Daftar Pesepakbola dan Pelatih dengan Penghasilan Tertinggi