Apa yang Berubah dari Kehidupanmu Setelah Menikah?
Pertanyaan itu dilontarkan Meggy, atau yang lebih kusapa dengan Mega di sela acara Digital Media Reporter di Semarang, awal November 2021. Dia teman lamaku di Kudus. Dia mantan Mbak Kudus dan aku pernah jadi reporter di sana.
Pertanyaan itu kujawab singkat, tapi aku masih memikirkannya hingga sekarang.
"Nothing," kataku waktu itu.
Hingga lebih dua bulan ke depan, ternyata aku masih memikirkannya. Mungkin karena kusadari ada banyak sekali yang berubah.
Aku sudah komitmen dengan istri bahwa kami sama-sama harus terbuka soal isi ponsel. Kami pun sama-sama terbiasa bertukar ponsel untuk memastikan tak ada hal yang mencurigakan di dalamnya.
Hal itu tentu mengubah kebiasaan dan daftar pertemananku yang biasanya sering berbalas chat dengan beberapa perempuan. Kebetulan istri tipe pecemburu. Dia langsung menghapus kontak atau bahkan memblokir kontak bila menemukan hal yang tak disukainya.
Aku pun ingin keadilan. Kontak lelaki mencurigakan di ponselnya langsung kuhapus dan beberapa kublokir.
Pernikahan memang tentang menerima apa yang harus berubah. Seseorang harus beradaptasi.
Aku tak tahu tapi mungkin sebagian orang benar: jodoh adalah cerminan. Aku sebelumnya adalah tipe lelaki yang tidak betah hanya chat dengan satu perempuan. Dan kupikir istriku juga. Sosok yang selalu sering curhat dengan banyak lelaki.
Kini usai nikah, kami harus sama-sama memahami, sama-sama menghargai pernikahan. Tidak pernah ada pernikahan yang benar-benar 100 persen cocok. Atau kalaupun ada, jumlahnya sangat sedikit.
Kasus paling banyak adalah dicocok-cocokkan, dipas-paskan dan terus dipertahankan. Semua harus diperhitungkan.
Komentar
Posting Komentar