Ratusan Warga Demo di Depan DPRD Blora, Ini Tuntutannya!
Ratusan Warga Unjuk Rasa Tuntut Penuntasan Kasus Kunker DPRD 2014-2019
BLORA— Sekitar 700 warga Blora dari berbagai elemen melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Blora dan Kejari Blora, Selasa, 25 Februari 2020. Massa yang menamakan diri Koalisi Masyarakat Anti Korupsi itu menuntut penuntasan kasus korupsi di Kota Barongan.
Massa berkumpul di Lapangan Kridosono sekitar pukul 10.30. Setidaknya ada 10 truk untuk mengangkut massa. Mereka lalu berjalan sembari berorasi menuju gedung dewan dengan pengawalan dari pihak kepolisian.
Di depan gedung dewan, dari atas truk terbuka, orator menuntut perwakilan dewan menemui massa. Tak lama, perwakilan massa berhasil membujuk Ketua DPRD Blora HM Dasum untuk membacakan pakta integritas yang telah ditandatangani di depan massa.
”Kami menyatakan berkomitmen dalam pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme,” ucap HM Dasum yang juga Ketua DPC PDIP Blora itu di depan ratusan massa, membacakan salah satu pakta integritas.
Kapolres Blora AKBP Antonius Anang juga sempat diberi kesempatan orator untuk menyampaikan sepatah dua patah kata. Kapolres pun berpesan agar aksi demonstrasi bisa berjalan dengan tertib.
Usai Ketua DPRD HM Dasum dan Kapolres Blora turun dari truk orator, massa lalu bergerak ke gedung Kejaksaan Negeri Blora yang berjarak sepelemparan batu dari gedung dewan. Sama seperti di depan gedung dewan, perwakilan koordinator massa menemui pihak Kejari agar ada perwakilan ada menemui massa.
Sembari menunggu, perwakilan massa sempat menggelar aksi teaterikal. Empat pendemo bertelanjang dada dengan tubuh bercat warna cerah bersama beberapa pendemo pun beraksi. Pesan yang ingin disampaikan, antara lain mudahnya wakil rakyat dan pejabat tergoda setan, untuk melakukan korupsi. Aksi teaterikal diakhiri dengan pembakaran pocong-pocongan dan keranda beserta uang mainan yang dibawa massa.
Setelah beberapa menit perwakilan Kejari Blora tak kunjung menampakkan batang hidungnya, orator pun berseru agar massa memasuki gerbang Kejari yang dijaga ketat pihak aparat. Aksi dorong-dorongan antara massa dengan aparat pun tak terhindarkan.
Namun, kejadian itu tak lama. Perwakilan pihak Kejari Blora, Kasi Intel Muhammad Agung bertemu massa dan membacakan pakta integritas yang digagas koordinator aksi.
”Tidak meminta gratifikasi, atau bentuk lainnya yang bertentangan dengan peraturan perundang-undanagan. Tiga, bersikap jujur, transparan, dan akuntabel dalam menjalankan tugas,” kata Muhammad Anung mewakili Kejari Blora I Made Sudiatmika di depan massa aksi.
Usai pembacaan pakta integritas tersebut, massa pun berangsur-angsur membubarkan diri.
Koordinator Aksi, Eko Arifianto menyatakan akan menggelar aksi dengan massa yang lebih besar apabila dalam waktu sekitar dua bulan ke depan pelaporan terkait kunjungan kerja (kunker) DPRD 2014-2019 ke Kejari tak kunjung ada perkembangan berarti.
”Kita ingin kasus-kasus korupsi yang ndongkrok segera dituntaskan. Khususnya kasus Kunker yang sudah lima bulan belum ada progres,” terangnya. (ndrew)
BLORA— Sekitar 700 warga Blora dari berbagai elemen melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Blora dan Kejari Blora, Selasa, 25 Februari 2020. Massa yang menamakan diri Koalisi Masyarakat Anti Korupsi itu menuntut penuntasan kasus korupsi di Kota Barongan.
Massa berkumpul di Lapangan Kridosono sekitar pukul 10.30. Setidaknya ada 10 truk untuk mengangkut massa. Mereka lalu berjalan sembari berorasi menuju gedung dewan dengan pengawalan dari pihak kepolisian.
Di depan gedung dewan, dari atas truk terbuka, orator menuntut perwakilan dewan menemui massa. Tak lama, perwakilan massa berhasil membujuk Ketua DPRD Blora HM Dasum untuk membacakan pakta integritas yang telah ditandatangani di depan massa.
”Kami menyatakan berkomitmen dalam pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme,” ucap HM Dasum yang juga Ketua DPC PDIP Blora itu di depan ratusan massa, membacakan salah satu pakta integritas.
Kapolres Blora AKBP Antonius Anang juga sempat diberi kesempatan orator untuk menyampaikan sepatah dua patah kata. Kapolres pun berpesan agar aksi demonstrasi bisa berjalan dengan tertib.
Usai Ketua DPRD HM Dasum dan Kapolres Blora turun dari truk orator, massa lalu bergerak ke gedung Kejaksaan Negeri Blora yang berjarak sepelemparan batu dari gedung dewan. Sama seperti di depan gedung dewan, perwakilan koordinator massa menemui pihak Kejari agar ada perwakilan ada menemui massa.
Sembari menunggu, perwakilan massa sempat menggelar aksi teaterikal. Empat pendemo bertelanjang dada dengan tubuh bercat warna cerah bersama beberapa pendemo pun beraksi. Pesan yang ingin disampaikan, antara lain mudahnya wakil rakyat dan pejabat tergoda setan, untuk melakukan korupsi. Aksi teaterikal diakhiri dengan pembakaran pocong-pocongan dan keranda beserta uang mainan yang dibawa massa.
Setelah beberapa menit perwakilan Kejari Blora tak kunjung menampakkan batang hidungnya, orator pun berseru agar massa memasuki gerbang Kejari yang dijaga ketat pihak aparat. Aksi dorong-dorongan antara massa dengan aparat pun tak terhindarkan.
Namun, kejadian itu tak lama. Perwakilan pihak Kejari Blora, Kasi Intel Muhammad Agung bertemu massa dan membacakan pakta integritas yang digagas koordinator aksi.
”Tidak meminta gratifikasi, atau bentuk lainnya yang bertentangan dengan peraturan perundang-undanagan. Tiga, bersikap jujur, transparan, dan akuntabel dalam menjalankan tugas,” kata Muhammad Anung mewakili Kejari Blora I Made Sudiatmika di depan massa aksi.
Usai pembacaan pakta integritas tersebut, massa pun berangsur-angsur membubarkan diri.
Koordinator Aksi, Eko Arifianto menyatakan akan menggelar aksi dengan massa yang lebih besar apabila dalam waktu sekitar dua bulan ke depan pelaporan terkait kunjungan kerja (kunker) DPRD 2014-2019 ke Kejari tak kunjung ada perkembangan berarti.
”Kita ingin kasus-kasus korupsi yang ndongkrok segera dituntaskan. Khususnya kasus Kunker yang sudah lima bulan belum ada progres,” terangnya. (ndrew)
Komentar
Posting Komentar