Suatu Hari tentang Direktur Koran
Bersama Pak Bae di Dermaga Karimunjawa sebelum kembali ke Jepara-Pulau Jawa, November 2017. Hehe. |
Kejutan yang amat sangat tak terduga terjadi di Refleksi Jawa Pos Radar Kudus featuring Radar Semarang di Magelang, 29-30 November 2019. Di salah satu bagian paparan PakDir Baehaqi, nama "Bang Andrew" sempat disebut beberapa kali.
Momentum itu tepatnya saat Pak B memperkenalkan sejumlah jomblo dari kantor Kudus. Ya, sebagaimana makhluk planet ini ketahui, Bang Andrew masih juga betah menyendiri-meski di kayangan sebenarnya banyak yang ngantri (huekk.. haha).
Tentu saja hal itu cukup mengagetkan mengingat selama ini Bang Andrew tidak pernah mengeksiskan dirinya secara langsung di hadapan pemimpin dua perahu tersebut. Momen itu pun membuat Bang Andrew terpingkal-pingkal sekian detik, melupakan hal bersejarah lain-Bu Ika sukarela dipoto bareng, hahaha. Begitulah, kami tak menyangka, jika blog yang sebelumnya hanya dimaksudkan untuk menyimpan arsip tugas kampus ini bisa demikian eksis, hahaha.
Ohya, sekalian sekilas info untuk netizen. Meski sebenarnya nama Bang Andrew tercipta dari kolaborasi REM FM dan Hima BSI Unnes, namun para anggota kedua institusi tersebut tak ada yang memanggil kami demikian. Ya, Bang Andrew justru eksis di institusi profesional yang tentu tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Saat masih di REM FM dulu, orang-orangnya seperti "pantang" memanggil kami "Andrew" karena alasan kepantasan.
What? Yes!
Mereka merasa orang bertampang seperti kami tak layak menyandang panggilan "Andrew". Lebih-lebih kualitas berbahasa Inggris kami yang juga menyedihkan.
Tentang Pak B, setidaknya ada dua momentum yang masih lekat di ingatan kami. Pertama, yakni saat untuk pertama kalinya blio mengantarkan parsel ke rumah kami.
Kebetulan, rumah kami berada di pelosok Grobogan. Tepatnya di Dusun Gayas, Desa Ringinharjo, Kecamatan Gubug. Daerah ini tepat di perbatasan Grobogan-Demak. Sebelah utara dusun kami adalah Dusun Gobang, Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur, Demak.
Karena saking pelosoknya itulah, beliau kesulitan cukup menemukan rumah kami. Tapi waktu itu yang jadi masalah hanya gang pertama setelah lewat bundaran pertigaan Gubug. Arah paling mudah untuk yang pertama kali ke dusun kami.
Di utara pertigaan, ada dua gang, kecil dan buntu ke utara dan besar ke timur. Waktu itu Pak B bertanya dg telepon, kami sedang di Kudus. Beliau yg ditemani Rizal- OB kantor, sudah di mulut gang itu. Sialnya, justru kami menunjukkan gang yang sempit itu, meskipun yang kami maksud tentu saja gang yang besar. Ndilalahnya kok waktu itu Rizal tidak memotret mulut gang itu. Hmmm..
Singkat cerita, Pak B dan Rizal, dengan mobil Evalia kantor menyusuri gang sempit dan buntu itu. Orang di sekitar situ pun mengingatkan, kalau gang itu memang buntu. Lalu mereka pun terpaksa memundurkan mobil dan berganti memasuki gang yang besar.
Sehari setelah kejadian itu, kami bertemu Pak B di kantor. Tak disangka-sangka, Pak B langsung "menggeblek" atau menampar punggung kami seraya marah-marah. Ya, meskipun tidak terlalu marah juga sih. Hehe.
Begitulah.
Momentum yang kedua adalah saat Pak B mengingatkan apa kami tidak ingin berfoto dengannya. Hehe.
Saat itu warga sekantor baru saja piknik yang dibalut dengan refleksi di Karimunjawa, Jepara. Setelah Kholid mengajak poto beliau, beliau pun bertanya, "apa kalian tidak ingin berfoto juga?"
Akhirnya kami pun meminta berfoto dengan beliau. Hahaha.
Sedikit tambahan, populernya "Bang Andrew" di kantor sebenarnya melalui proses yang tidak disengaja.
Pada 2017 lalu, saat masih di Kudus dan ngepos di olahraga, kami berusaha mengembangkan blog ini. Caranya, selain dengan mengisi dengan konten-konten, kami juga mengeklik iklan-iklannya.
Ini juga sekaligus menjawab pertanyaan Pak B pada tahun itu, bahwasanya, mengapa kami selalu berganti-ganti komputer di kantor. Ya, itu tentu saja untuk kebutuhan mengeklik iklan di blog ini. Haha. Ya kalau ngeklik iklan dari email sendiri kan nggak dihitung. Hehehe. Begitulah.
Note: penulis sengaja mengganti "saya" dengan "kami.
Komentar
Posting Komentar