Motoran Grobogan-Jombang Demi Allah, Demi PadhangMbulan
Wani dewe tekan PadhangMbulan, Jombang. 11 November 2019 |
Ini misi ketiga. Perjalanan agak nekat ke Maiyahan simpul utama PadhangMbulan di Jombang. Dari Gubug, Grobogan, Jateng sekitar pukul 09.30, kaki kami mencapai Desa Menturo, Kecamatan Sumubito, Jombang, Jatim pukul 18.15. Lumayan, hampir 10 jam dengan istirahat sekitar 1 jam dan nyasar 2 jam. Ya, motoran seorang diri.
Sebelumnya Bang Andrew telah sukses menyambangi Mocopat Syafaat di Jogjakarta pada 17 Oktober 2017 juga dengan motoran ijen dan Bang-Bang Wetan di Surabaya pada 5 Februari 2018 dengan bis. Kenapa ngebis, karena acaranya di tengah kota. Beda dengan Mocopat dan PadhangMbulan yang agak di kampung.
Perjalanan ke Jombang dengan motor tentu saja menjadi pengalaman tersendiri. Jaraknya lebih jauh dibanding Kudus-Jogja yang pernah dilalui sebelumnya. Kabupaten yang dilampaui juga lebih banyak.
Bang And sampai di wilayah Sragen, Karanganyar dan Surakarta di tengah terik matahari. Ketiga wilayah itu terlewati mlipir saja. Tidak sampai ke tengah kota.
Rute itu pun sebenarnya nyasar agak jauh dari GPS awal. Karena itu, Bang And memilih mengambil rute baru.
Setelah mampir di warung soto yang cukup ramai di kawasan Surakarta, Bang And melanjutkan perjalanan. Ada Ngawi, Madiun, dan Nganjuk kabupaten di Jatim yang mesti dilewati sebelum mencapai Jombang.
Roda Supra X 125 tahun 2011 yang Bang And tunggangi sampai di Ngawi sekitar pukul 14.00. Lewat jalan lingkar, hujan deras sempat mengguyur sekitar 15 menit. Beruntung, waktu itu terus tancap gas karena hanya hujan daerah. Kawasan berikutnya tetap terik.
Kami lalu mampir ke Masjid Nurul Iman di Kecamatan Karangjati untuk Salat Asar sekaligus Dhuhur (jamak ta'khir) sebelum mencapai perbatasan Madiun.
Kabupaten Nganjuk yang terkenal dengan alun-alunnya tercapai pada pukul 16.00. Agak lega karena menurut GPS, untuk mencapai Sumubito kurang 1.5 jam lagi.
Perjalanan yang panjang ternyata cukup menguras energi. Usai isi bensin untuk tunggangan, kami mampir ke warung dekat Pom untuk isi bensin badan. Menu yang dipilih, hahaha, cuma pecel. Bang And memang sangat payah untuk menu makanan.
Perjalanan dilanjutkan dan betapa bahagia hati Bang And saat sampai di kawasan Perak, perbatasan Jombang-Nganjuk, tepat saat suara azan Maghrib menggema. Perjalanan terus dilanjutkan dengan niat mengerjakan Salat Maghrib featuring Isya dengan jamak ta'khir.
Ternyata, setelah melewati perkampungan sekitar 10 hingga 15 kilometer dari pusat kota, sampailah pada daerah bersebut Dusun Menturo, Desa Menturo, Kecamatan Sumubito. Bang And berniat Salat Maghrib di masjid sekitar situ, namun ternyata sedang direnovasi. Tempat yang terpilih akhirnya adalah Mushola Adzikr sekitar 300 meter ke selatan masjid.
Bang And pun mandi di Mushola itu lalu Maghriban. Waktu menunjukkan pukul 18.30 saat selesai. Karena sebentar lagi Isya, Bang And pun inisiatif menunggu.
Sepuluh menit kemudian, beberapa jamaah dari kalangan ibu-ibu muncul. Seorang di antaranya meminta kami azan.
"Azan, Mas..."
Beberapa kali beliau meminta tapi saya menolak. Lha wong saya sudah lama sekali tidak azan. Hmmm... Kami takut kurang pas.
Beruntung, tak lama kemudian muncul bapak-bapak yang langsung berinisiatif azan.
Sholat Isya selesai. Saya berkemas di serambi, bersiap menuju arena PadhangMbulan. Tiba-tiba imam sholat tadi nyeletuk, "Ajeng nggene Cak Nun?" kata beliau.
Saya tersenyum dan mengangguk. Lalu sekalian tanya lokasi. Si bapak menunjukkan, arahnya yakni masjid ke kanan. Ya, masjid yang sedang renovasi itu. Letaknya memang di pertigaan.
Sekitar pukul 19.15, kami meluncur ke TKP. Wow. Benar-benar meriah. Suasananya mirip gelaran Mocopat Syafaat di Kasihan, Bantul, Jogja. Bak pasar malam. Seakan ada hajatan besar. Gang itu penuh dengan stand aneka jajanan dan merchandise.
Tempat digelarnya acara ternyata cukup lapang. Ada makam tak jauh dari acara. Sepertinya makam keluarga Mbah Nun.
Acara dibuka dengan ngaji dan sholawatan anak-anak perempuan dari madrasah setempat. Oh ya, tema malam itu adalah Ijazah PadhangMbulan.
Di tengah acara nanti Mbah Nun menjelaskan (bersambung)
Apik
BalasHapus