Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Motoran Grobogan-Jombang Demi Allah, Demi PadhangMbulan

Gambar
Wani dewe tekan PadhangMbulan, Jombang. 11 November 2019 Ini misi ketiga. Perjalanan agak nekat ke Maiyahan simpul utama PadhangMbulan di Jombang. Dari Gubug, Grobogan, Jateng sekitar pukul 09.30, kaki kami mencapai Desa Menturo, Kecamatan Sumubito, Jombang, Jatim pukul 18.15. Lumayan, hampir 10 jam dengan istirahat sekitar 1 jam dan nyasar 2 jam. Ya, motoran seorang diri. Sebelumnya Bang Andrew telah sukses menyambangi Mocopat Syafaat di Jogjakarta pada 17 Oktober 2017 juga dengan motoran ijen dan Bang-Bang Wetan di Surabaya pada 5 Februari 2018 dengan bis. Kenapa ngebis, karena acaranya di tengah kota. Beda dengan Mocopat dan PadhangMbulan yang agak di kampung. Perjalanan ke Jombang dengan motor tentu saja menjadi pengalaman tersendiri. Jaraknya lebih jauh dibanding Kudus-Jogja yang pernah dilalui sebelumnya. Kabupaten yang dilampaui juga lebih banyak. Bang And sampai di wilayah Sragen, Karanganyar dan Surakarta di tengah terik matahari. Ketiga wilayah itu terlewati mlipir s...

50 Warga Binaan Diruqyah, Kenapa?

DOK.RUTAN KELAS II B PURWODADI MENANGIS: Para warga binaan di Rutan Kelas IIB Purwodadi menangis dalam ruqyah yang digelar di aula setempat, 2 Oktober 2019. GROBOGAN– Sebanyak 51 warga binaan penghuni Rutan Kelas II B Purwodadi mengikuti   ruqyah masal di aula rutan setempat. Mereka diruqyah selama sekitar dua jam. Mayoritas warga binaan menangis dalam ruqyah yang dilakukan oleh Yayasan Robbi Rodliyya dan Komunitas Ruqyah Syar’iyyah Purwodadi tersebut. Kepala Rutan Kelas IIB Purwodadi melalui Kasubsie Pelayanan Tahanan Heri Dwi Siswanto mengatakan, kegiatan ruqyah tersebut murni permintaan dari para warga binaan tersebut. Pihaknya pun memenuhi permintaan para warga binaan karena memiliki nilai positif untuk masa depan para warga binaan. ”Yang mengikuti ruqyah ada 50-an. Permintaan dari anak-anak (warga binaan), minta diruqyah. Kita kan menuruti permintaan mereka saja,” kata dia kemarin. Heri menyebut, dalam kesehariannya, para warga binaan itu memang sudah terbiasa m...

Mellond Ternyata Seperti Ini (bagian 2)

Gambar
Kami bertiga di pantai dekat kota. Lupa namanya. Hehe. 15 Oktober 2019. Mellond, Gue, dan Tupeng Santuy di Pantai (sambungan) Waktu Melond bilang sudah di masjid, penulis malah sebenarnya sudah kembali lagi ke museum karena bosan menunggu. Dan sewaktu gue berjalan ke serambi utara, Melond bilang sudah melihat sosok gue. Hmm... asem. Padahal gue sempat bilang "prank" ke dia. Haha. Gagal deh bohongin Mellond. Ceritanya kemudian agak konyol. Meski saya sudah bilang berada di serambi utara, Mellond ternyata tak bergerak ke sana. Dia malah beli cilok di seberang jalan. Asem. Katanya sangat lapar. Padahal saya belum sarapan dari pagi karena menunggu bisa makan bareng die. Jadi, ketika bergerak ke arah serambi selatan, serambi utama, saya tak menemukan sosok Mellond. Saya lihat juga ke seberang jalan. Agak jauh, sekitar 30 meter dari tempat gue duduk di serambi. Di sanalah dia berada. Duduk di kursi plastik di sebelah babang cilok. Asem. Dia telpon, saya angkat. Dia bila...