Setahun Mengajar di Nusa Tenggara Timur


DOK. PRIBADI: Arin Alfiana

Pengalaman mengajar di sebuah daerah di Nusa Tenggara Timur membekaskan banyak hal di benak Arin Alfiana. Apalagi, Arin-sapannya bertugas di sebuah daerah bernama Kabupaten Ende, yang ketika dirinya mengajar selama setahun di sana, belum teraliri listrik.
”Kalau dulu, ya belum terjamah listrik. Sinyal cuma ada satu operator, itu pun tidak semuanya bisa menjangkau,” tutur Arin yang kini mengajar di dua MA swasta di Kecamatan Wedarijaksa, Pati tersebut.
Jarak yang dia tempuh untuk menuju kota pun cukup jauh, 83 km. Sebab, dia ditempatkan di wilayah pantai utara. Sedangkan, Kota Ende berada di wilayah pantai selatan. Daerah yang dia tempati pun lebih dekat dengan kabupaten lain.
”Malah lebih dekat ke kabupaten lain, Maumere, daripada ke kabupatenku sendiri tempat bertugas (Ende),” aku guru berusia 28 tahun tersebut.
Karena pengalaman menjadi guru di tempat terdepan tertinggal, dan terluar (3T) itulah, dia kini menjadi guru yang tangguh. Dengan gaji honorer yang sudah tentu tak cukup untuk kebutuhan sehari-hari, dia pun harus mencari sumber penghasilan lain.
”Untuk kesibukanku juga tamba-tambah pendapatan. Aku ngelesi di bimbel juga, ngelesi privat anak-anak SD tetangga,” tambah alumnus Pendidikan Geografi Unnes tersebut..
Di sela-sela kesibukannya itu, Arin mengaku mengisi waktu luangnya dengan menulis. Meski tulisan-tulisannya tidak untuk dikirim ke media mainstream karena kurang pede, namun Arin dengan menulis itu bisa membuatnya terhibur.
”Pernah masuk 40 besar di event online, dan juara dua nulis cerita perjalanan di media online lainnya,” aku Arin. (NDREW)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persiku Junior Lolos 12 Besar Piala Soeratin Jateng

Tentang Malam Minggu, dan Antara Malam yang Sibuk dan Menyenangkan

Daftar Pesepakbola dan Pelatih dengan Penghasilan Tertinggi