Gus Ubaid: Pemerintah Adalah Pembantu Rakyat

DOK. BANG-ANDREW: Gus Ubaid dalam diskusi setelah pemutaran Sexy Killers di Omah Asem, Desa Sridadi, Rembang, Kamis, 2 Mei 2019.



REMBANG - Ubaidillah Ahmad atau yang akrab disapa Gus Ubaid memberikan perspektifnya persoalan lingkungan yang mendera bangsa ini. Menurut penulis buku Islam Geger Kendeng itu, pemerintah kurang serius menanggapi permasalahan lingkungan yang terjadi selama ini.

Dalam diskusi usai nonton bareng film Sexy Killers di Omah Asem Desa Sridadi, Kamis (2/5/2018) malam lalu, Gus Ubaid bahkan menyebut, pemerintah sebenarnya adalah pembantu rakyat. Namun, sebagai pembantu rakyat, justru pemerintah sering membuat susah rakyat terkait permasalahan lingkungan.

"Ini kok malah menyinggung pemerintah. Tidak apa-apa ya. Niat saya baik. Pemerintah kan pembantu rakyat, kita ini rajanya," terang pria yang kini tinggal di Bogor itu

Gus Ubaid lalu mengkritisi kebijakan pemerintah dalam penyelesaian sengketa lahan.

"Sebenarnya, rata-rata pemerintah ini menganggap selesai kalau sudah ada tukar guling. Misalnya yang terjadi di Kulon Progo (Jogjakarta-terkait pembangunan bandara). Masyarakat disuruh pindah ke tempat baru. Kalau tanahnya 100 meter diganti 100 meter. Yang punya rumah juga dipindah. Persoalannya bukan seperti itu," papar Gus Ubaid yang tampil mengenakan kopyah dan sarung itu.

Menurut Gus Ubaid, pemerintah abai dengan kondisi sosial budaya yang melingkupi masyarakat. Sebab, saat mereka direlokasi, masyarakat harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Dan itu, bukan sesuatu yang mudah.

"Pindah rumah ke perumahan. Suasananya sudah bukan lagi perkampungan, bukan lagi pertanian. Tanah diganti sama, rumah diganti sama, tapi sudah tidak bisa angon sapi angon wedus," ujar Gus Ubaid.

Gus Ubaid menambahkan, pemerintah berdalih para petani itu tidak punya tanah. Sehingga, tidak terlalu bermasalah jika dipindah. Padahal, menurutnya, meskipun hanya buruh, mereka bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi. Sebab, para buruh itu bisa sambil berternak hewan di lingkungan yang lama.

Di depan sekitar 50 audiens, Gus Ubaid memaparkan, sesungguhnya kehidupan mereka yang bekerja di industri tidak seluruhnya lebih baik dibanding petani.

"Saya, kalau ketemu teman-teman yang bekerja di industri rata-rata gali lubang tutup lubang. Tanggal muda ngambil bayaran untuk menutup hutang di toko. Tanggal tua hutang lagi," paparnya.

Selain Gus Ubaid, pemateri dalam diskusi itu yakni Rif'an Ketua Rembang Bergerak serta Kades Sridadi. Rif'an sebagai penggagas acara tersebut mengaku tak menyangka penonton yang hadir mencapai 50-an. Perkiraannya ketika awal, hanya sekitar 20-an orang karena persiapan hanya sekitar tiga hari. (ndrew)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persiku Junior Lolos 12 Besar Piala Soeratin Jateng

Tentang Malam Minggu, dan Antara Malam yang Sibuk dan Menyenangkan

Daftar Pesepakbola dan Pelatih dengan Penghasilan Tertinggi