Mbah Nun: Kenapa TPS Pakai Kotak?
KUDUS – Sinau Bareng Cak Nun bertajuk “Gondelan Klambine
Kanjeng Nabi” yang digelar di Masjid Ngemplak, Gondosari, Gebog pada Selasa, 2 April 2019 lalu, seperti
biasa, menguak banyak ilmu dan hikmah. Ada banyak hal yang bisa dijadikan
pelajaran dalam “pengajian” yang diselenggarakan PR Sukun dalam rangka
memperingati Hari Isra’ Mi’raj ini.
Salah satunya, yakni saat Budayawan yang akrab disapa Mbah
Nun oleh Jamaah Maiyah itu membahas tentang Pemilu 2019 yang akan dilakukan
serentak pada 17 April besok. Sosok bernama lengkap Emha Ainun Najib itu
bertanya ke ribuan jamaah yang hadir.
”Di Kudus ini aman to? Terus saat Pemilu itu kan ada TPS.
Nah opo sebabe kok ndadak ngango kotak, jur kowe mlebu siji-siji? (Nah apa
sebabnya kok pakai kotak dan kamu masuk satu-satu?),” tanya Mbah Nun.
Ayahanda Sabrang Mowo Damar Panuluh atau Noe Letto itu pun
menerangkan, bahwasanya digunakannya kotak suara itu untuk menjamin kerahasiaan
pilihan masing-masing. Namun, suami Novia Kolopaking itu kemudian mengkritik
masyarakat yang terlalu pamer pilihannya di media sosial Facebook.
”Tapi kok sekarang malah dietrek-etrek di Facebook. Nek
ancen terang-terangan, saiki mbok wis rausah nganggo kotak. Nganggo voting
saja. Pak Satro milih 01 sret. Pak Wiro milih 02 sret. Nek pancen arep gelut.
(Sekarang malah diumbar di Facebook. Kalau memang ingin terang-terangan, lebih
baik tidak usah pakai kotak. Pakai votting saja. Pak Sastro milih 01 tinggal
sret. Pak Wiro milih 02 tinggal sret. Begitu saja. Kalau memang ingin ribut),”
papar Mbah Nun.
Lebih lanjut, Mbah Nun yang malam itu juga tampil bersama
grup musik legendaris Kiai Kanjeng itu dalam memilih calon presiden sebaiknya
diibaratkan memilih pasangan. Selain itu, tokoh yang telah menuliskan banyak
karya sastra itu menyontohkannya seperti sebuah rumah tangga.
FOTO-FOTO: DOK. BANG-ANDREW |
”Jangan diomongkan. Punya istri kok diomongkan. Nduwe bojo ki dituroni. Ning kamar dhewe. Sak karepmu. Kenapa kok bertengkar? Wong pilihanmu ya beda-beda kok,” terang tokoh yang turut melengserkan Pak Harto dari tampuk kekuasaan pada 1998 tersebut.
Karena itulah, Mbah Nun mengajak masyarakat agar jangan
bertengkar. Sebab, pilihan setiap orang berbeda-beda. Dan, itu tidak pantas
dijadikan permasalahan. Apalagi pertengkaran.
Dalam Sinau Bareng Cak Nun itu, turut hadir Habib Anis
Sholeh Ba’asin dari Pati, Bupati Kudus M. Tamzil beserta Wakil Bupati Hartopo,
dan tokoh masyarakat Kudus. Sinau Bareng malam itu semakin gayeng ketika sejumlah anak diundang ke atas panggung dan berinteraksi dengan Mbah Nun, KiaiKanjeng, serta jamaah. (andrew)
catatan: sejumlah bahan diambil dari murianews.com
Komentar
Posting Komentar