Ketidaktahuan = Tuhan?
Mbarik Ahmad | 10 Januari 2019
Aku harus bagaimana dengan ketidakpahamanku tentang
ilmu-Mu
Aku harus memaknainya seperti apa dengan kecupetan
ilmu yang Kau pinjamkan padaku
Aku masih berusaha untuk menemukan tanda-tanda-Mu
lewat tanda-tanda yang kau kirim padaku
Kegamangan akan kebenaran tafsirku untuk membaca
pesan-Mu berseliweran di akalku.
Aku sadar dalam ketidaktahuan, bagaimana bisa aku
mengenal-Mu jika membaca pesan-Mu saja aku masih gagap.
Bagaimana aku akan mencintai-Mu jika menemukan tanda
keberadaanmu saja aku selalu subjektif
Tuhan...
Engkau yang ada dalam konsepku jangan jangan bukan
Kau.
Itu hanya tafsirku tentang kejadian kejadian alam
yang tak mampu aku logikakan.
Dan untuk memagari ketidakpahaman ini aku beri nama
Tuhan.
Segala hal yang tak mampu aku gapai dengan segala
indra kuberi nama Tuhan.
Saat akal dan perasaan mentok, kumudahkan dengan
menyebutkan ini kuasa Tuhan.
Tapi... Jangan-jangan itu bukan Tuhan.
Itu cuma akal-akalanku saja yang bebal. Yang tak
mampu mempelajari gejala alam.
Mengapa semua yang serba tidak tahu aku beri label
Tuhan.
Bukankah Tuhan itu Maha Tahu.
Bukankah yang tidak tahu itu aku lalu kenapa
ketidaktahuan itu ku dilabeli Tuhan.
Mungkin...
ini yang disebut cinta. Puncak dari logika dan rasa
adalah ketidaktahuan.
Komentar
Posting Komentar