Alkuba Diberi Waktu Sebulan Berbenah
WARGA SALE FOR RADAR KUDUS
AUDIENSI KETIGA: Suasana pertemuan antara warga Desa Sale dengan DPRD Rembang serta pihak terkait yang membahas tentang bau limbah Alkuba.
|
KOTA – Warga Desa Sale kembali melakukan audiensi dengan
DPRD Rembang serta OPD terkait mengenai pabrik pengolahan kulit UD Kemajuan
Alkuba yang masih menimbulkan bau, namun tetap beroperasi. Pihak perwakilan
pemilik Alkuba juga dihadirkan dalam audiensi itu.
Hasil audiensi pada Sabtu (1/12) itu menyebutkan, Alkuba
diberi waktu hingga akhir tahun ini untuk berbenah. Apabila di waktu tersebut
belum juga berbenah, pabrik bakal ditutup paksa. Meskipun, sebagaimana hasil audiensi
sebelumnya, mekanisme penutupan paksa pabrik tersebut tidak jelas.
Ketua Komisi A DPRD Rembang, M. Asnawi menuturkan, permintaan
audiensi kembali tersebut karena ada miss komunikasi antara warga Desa Sale dan
pemilik Alkuba. Padahal, kata dia, sebenarnya tak perlu ada audiensi lagi
dengan pembahasan masalah yang sama.
”Miss komunikasi saja sebenarnya. Kalau ada komunikasi yang
baik, tentu tidak perlu audiensi. Tapi kami siap kalau bahkan sehari mereka mau
bertemu puluhan kali,” paparnya kemarin.
Asnawi menyebut, berdasarkan hasil audiensi, pabrik
pengolahan kulit harus ditutup paksa apabila hingga satu bulan ke depan,
terhitung sejak Sabtu (1/12) lalu tidak juga berbenah sesuai seharusnya.
Sayang, Asnawi juga tak bisa menerangkan mekanisme penutupan pabrik apabila
tetap beroperasi dengan limbah yang masih bau.
Sementara itu, Bambang Sembodo Utomo, perwakilan warga Desa
Sale menyebut dengan adanya keputusan tersebut setidaknya sudah ada kejelasan
waktu. Sehingga, jika hingga waktu yang telah ditentukan bau tidak juga hilang,
pihaknya bisa mengadukan kepada aparat sesuai hasil audiensi.
”Dari DLH (Dinas Lingkungan Hidup) memberi waktu sebulan. Harus
diselesaikan mengenai limbah dan pembuangan,” kata dia. (ful)
Komentar
Posting Komentar