Sebutan Tiongkok Kecil Hanya Untuk Branding


LASEM -  Penyebutan Lasem sebagai Kota Tiongkok Kecil dimaksudkan untuk branding kota Lasem agar memiliki daya jual yang mudah diingat masyarakat. Sebab, sebagaimana diketahui, kota yang lebih tua dari kecamatan Kota Rembang itu memiliki komunitas warga keturunan Tiongkok yang cukup banyak. Ditambah, di kota ini terdapat tempat ibadah seperti klenteng, patung Buddha, hingga wihara.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Rembang, Dwi  Purwanto kemarin. Menurutnya, peyebutan Lasem sebagai Kota Tiongkok Kecil hanya ditujukan untuk mem-branding Lasem agar lebih dikenal masyarakat.
”Sudah selesai (pro-kontranya). Itu salah paham saja. Sebenarnya maksud dari Kota Tiongkok Kecil itu untuk branding saja, agar lebih menjual,” ungkap dia.
Dwi Purwanto menyatakan, ke depan akan melakukan komunikasi lebih baik dengan masyarakat sehingga tidak menimbulkan pro-kontra terkait Lasem Kota Tiongkok Kecil. Dalam negosiasi terkait pro-kontra pada Selasa (30/10/2018) lalu, pihaknya juga turut mendampingi di Kecamatan Lasem.
Senada, Ketua Fokmas (Forum Komunikasi Masyarakat Sejarah) Rembang, Ernantoro menyebut adanya penolakan itu karena salah paham memahami arti tulisan saja. Dia menyebut, masalah itu sudah selesai.
”Sampai tadi malam (Selasa/30/10/2018) sudah terkondisi. Hanya salah memahami tulisan saja,” terangnya.
Sebelumnya, kelompok masyarakat Lasem yang menamakan diri Aliansi Santri Lasem menyatakan menolak tagline “Lasem Kota Tiongkok Kecil”. Mereka pun “melawan” tagline itu dengan “Lasem Kota Santri, Bukan Tiongkok Kecil” yang berujung pemanggilan ke polsek setempat. Namun, masalah tersebut selesai setelah kedua banner sama-sama dicopot.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persiku Junior Lolos 12 Besar Piala Soeratin Jateng

Tentang Malam Minggu, dan Antara Malam yang Sibuk dan Menyenangkan

Daftar Pesepakbola dan Pelatih dengan Penghasilan Tertinggi