Uston Resmi Mundur, PSIR Ditangani Caretaker

REMBANG – Uston Nawawi resmi mundur dari jabatan kepala pelatih PSIR menyusul rentetan hasil minor skuad yang bermarkas di Stadion Krida Rembang itu. Setelah menyatakan diri mundur kepada para pemain dan manajemen usai laga menjamu Aceh United pada Sabtu (8/9) lalu, malam harinya manajemen mengumumkan sang legenda Persebaya itu dinyatakan tak lagi pelatih kepala PSIR melalui media sosial.
Media officer PSIR, Alham Rizki menyatakan, dengan mundurnya Uston Nawawi tak otomatis membuat sang asisten, Hadi Surento statusnya naik menjadi pelatih kepala. Sebab, lisensi kepelatihan mantan pemain PSIR itu masih C. Sedangkan, minimal untuk tim Liga 2 harus berlisensi B.
”Memang harus ganti pelatih, tidak menaikkan asisten. Tapi belum tahu keputusan manajemen seperti apa,” terangnya ketika dikonfirmasi kemarin.
Mundurnya sang pelatih kepala, rupanya juga diikuti oleh pelatih fisik PSIR, David Prisma. Menurut Alham, keikutsertaan David mundur dari jajaran kursi kepelatihan pasukan oranye karena chemistry. David, disebut Alham, memiliki chemistry dengan apa yang selama ini diterapkan Uston.
”Chemistry-nya sama Coach Uston kuat. Akhirnya beliau berpikir sama dengan Coach Uston,” papar dia.
Meski kehilangan dua posisi pelatih sekaligus, yakni pelatih kepala dan pelatih fisik, namun manajemen diperkirakan hanya akan mencari sosok pelatih kepala saja. Sebab, hanya posisi tersebut yang diwajibkan. Sementara, posisi pelatih fisik bersifat optional.
Karir Uston Nawawi di skuad Kota Garam dimulai musim lalu di babak play off Liga 2. Keberhasilannya mengantarkan pasukan oranye tetap bertahan di kompetisi kasta kedua nasional meski bersaing dengan tim kuat seperti Persik Kediri membuat Uston dipercaya kembali menangani PSIR musim ini.
Sayang, diduga kentalnya faktor non teknis membuat apa yang diinginkan Uston tak berjalan mulus. Hal itu setidaknya terlihat dari banyaknya pemain yang kabur usai libur Lebaran lalu yang diduga karena gaji yang terlambat dibayarkan.
”Saya tidak mau masuk ke wilayah itu (non teknis). Yang paling penting, kuncinya kita harus mendapat poin. Saya merasa gagal karena tak bisa memenuhinya,” kata Uston usai laga PSIR menjamu Aceh United yang berakhir dengan kekalahan tipis 0-1 tersebut.
Dengan hasil kekalahan itu, kans PSIR untuk bisa bertahan di Liga 2 memang berat. Sebab, dari tujuh laga tersisa, mereka hanya menyisakan dua laga kandang. Padahal, laga kandang pun tak menjadi garansi PSIR mampu meraih poin tiga.
Padahal, PSIR saat ini masih berkutat di zona degradasi yakni di posisi 11 dengan poin 15 dari 15 laga. Mereka mencatatkan 4 kali menang dan tiga kali imbang, dan sisanya kalah. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persiku Junior Lolos 12 Besar Piala Soeratin Jateng

Tentang Malam Minggu, dan Antara Malam yang Sibuk dan Menyenangkan

Daftar Pesepakbola dan Pelatih dengan Penghasilan Tertinggi