Perjalanan Mocopat Syafaat 17 Oktober 2017
mocopat syafaat di salah satu sudut. |
Bagi arek Maiyah yang tak terlalu militan
(meskipun ini istilah yang hanya ikut2an saja) seperti saya, bisa sesekali
menghadiri “Ibu Agenda Maiyah” Mocopat Syafaat atau Bang Bang Wetan sudah
merupakan kebanggaan yang tak ternilai. Karena alasan itulah, pada 17 Oktober
2017 lalu saya nekat ke Jogjakarta sendirian untuk mengikuti pengajian Mocopat
Syafaat di TK IT Alhamdulillah.
Saya berangkat dari Kudus sekitar pukul
11.30. Sempat beberapa kali istirahat dan motor saya bocor di Magelang sekitar
jam 4 sore, saya akhirnya sampai di tempat digelarnya pengajian sekitar pukul
7.30 malam. Ratusan jamaah sudah berkumpul di sekitar digelarnya acara.
Karena belum sholat Isya, saya bertanya
pada salah satu jamaah tempat Mushola. Saya sholat di Mushola yang masih satu kompleks
tempat digelarnya agenda. Mushola itu cukup sederhana. Saya bahkan sempat
bingung dan bertanya pada salah satu orang di sana karena kiblatnya tidak
jelas.
Saya lupa apa isi tas saya yang tampak
sangat berat. Yang pasti, sepulang dari pengajian itu, entah jatuh di sepanjang
perjalanan berangkat atau pulang, handphone nokia yang biasa untuk telpon saya
hilang. Entah ke mana.
Di Borobudur gaesss.. hahaha |
Sebelum bergabung dengan jamaah lain, saya
menyempatkan diri mampir di lapak yang biasa dijaga oleh Mas Brewok. Mas gempal
si penjaga lapak berbagai merchandise itu seperti biasa tampak sangar. Saya
lupa membeli apa. Haha. Kalau tak salah, saya cuma beli stiker dan peci maiyah
hitam putih. Saya sebenarnya sudah punya, tapi diminta teman, ya sudah saya
berikan.
Sebenarnya sudah ada jamaah yang mengaji di
panggung, tapi karena lapar, saya mampir ke warung yang berada di sekitar
acara. Saya pesan kopi dan mie instan kalau tak salah. Selesai makan, saya juga
beli snack untuk dibawa ke tempat saya ndlosor nanti. Haha.
Setelah berbagai opening, Mbah Nun akhirnya
naik panggung juga. Kali ini, ada juga Bu Novia Kolopaking yang masih cantik
itu. tamu yang malam itu naik ke panggung adalah seorang fotografer legendaris,
yang saya lupa namanya, haha, dan sejumlah orang Papua yang kebetulan kuliah di
Jogjakarta. Ohya, kalian tahu? Orang-orang Papua yang naik ke panggung itu
agama resminya tidak Islam lho. Piye, keren porak? Haha
Saya lupa pembahasan malam itu. Tapi kalau
tak salah selesai sekitar pukul 3 pagi. Saya tentu saja bingung akan tidur di
mana karena seorang diri. Akhirnya saya mencari sebuah masjid di kawasan kota,
yang juga saya lupa namanya. Haha.
Sebenarnya saya sempat berputar-putar di
kawasan Jogjakarta sebelum akhirnya sholat Subuh di sebuah masjid dan tidur
setelah menunaikan sholat itu. Saya
bangun kira-kira jam 8 pagi. Saya mencari sarapan dan sepertinya berada di kawasan
stasiun Lempuyangan.
Saya meninggalkan Jogja yang damai setengah
jam kemudian lalu sampai di Borobudur sekitar pukul 10 pagi. Karena batre saya
habis, saya mencari masjid untuk mengecas, haha. Ternyata, tak jauh dari sana
ada sebuah masjid atau mushola yang berada satu kompleks dengan sebuah TK. Saya
sebenarnya agak malu ketika melewati kumpulan ibu-ibu yang menunggu buah
hatinya di masjid itu, sedangkan saya mengecas hp di serambi dan menunggunya
dengan tiduran di bawahnya. Haha. Tak apa.
pas bocor di magelang. haha |
Sekitar satu jam, saya berputar-putar di
Candi Borobudur yang ketika itu tiketnya kalau tak salah Rp 60 ribu. Yang saya
tak habis pikir, ternyata di salah satu sisinya ada kawasan candi yang dipenuhi
tawon atau lebah, sehingga tak ada yang berani melewatinya. Kalau tak salah di
undakan keempat.
Saya turun dari Borobudur dan sempat
meminta difotokan oleh salah satu pengunjung. Haha. Sebenarnya saya tertarik
dengan pertunjukan manusia mungil yang ditawarkan oleh salah satu guide. Tapi
karena kaki saya sudah demikian pegal karena capek jalan kaki, saya memutuskan
untuk pulang saja.
Saya sampai di Semarang agak sore, dan
memilih menyempatkan diri mampir ke REM FM, radio milik Unnes, almamater saya. Haha. Setelah itu saya lupa apa yang saya
lakukan, haha. Saya sampai lagi di Kudus sekitar pukul 10 malam. betapa
perjalanan yang melelahkan gaes... tapi Alhamdulillah..
15
September 2018, di rumah Gayas, Ringinharjo Gubug, Grobogan.
Komentar
Posting Komentar