Mbak Lisa Akan Selalu yang Terbaik, Karena Memang Begitu Adanya


 Kholisatun Nur, Mbak Lisa, Mbak Kholis, adalah sesuatu hal yang lain, yang takkan habis dijabarkan dengan kata-kata. Dia adalah mutiara yang tak ditemukan oleh banyak manusia. 
Alhamdulillahnya, Dendra-dan jauh dalam jiwanya, Bang Andrew, adalah sesuatu yang menemukan mutiara itu.

Seandainya setahun lalu atau mungkin dua, bahkan tiga tahun lalu Dendra sudah menemukanmu, ceritanya tentu akan lain.  Dia yakin bisa menaklukkan hatimu, teman-temanmu untuk merestui hubungan itu, juga tentu orangtua dan keluargamu.

Tetapi begitulah, Allah Subhanahu wata’ala selalu punya skenario yang unik, tak terduga, dan hanya Dia yang Maha Mengetahui bagaimana cerita ini akan mencapai titiknya. Yang terpenting, Dendra adalah sosok yang teramat bahagia menemukan sosok seperti dirimu.

Dendra sebenarnya adalah seorang yang lebih banyak galau. Dia berpikir pekerjaannya saat ini baik-baik saja, tetapi ada banyak sekali hal yang tak pas di hatinya. Dia kadang-kadang ingin menjadi petani, karena orangtunya punya lahan hampir satu hektar di kampung halamannya. Tetapi orangtuanya lebih ingin dia hidup lebih mengenal luar dan petani adalah pekerjaan sambilan.

Dendra sholat lima waktu, mengerti beberapa sholawat, punya keluarga dan lingkungan yang sangat NU, sayangnya, cita-citanya untuk memiliki seorang istri santriwati yang diidam-idamkannya sulit terwujud. Dia punya banyak mimpi, hampir seluruhnya sudah terwujud dan hanya menyisakan dua: membawa gadis Bandar, Batang berjudul Mbak Lisa pulang dan menikahinya.

Sebenarnya Dendra rela, misalnya, sehari setelah dia menikah dengan gadis mutiaranya, dia meninggal. Ya, sebab impiannya yang terakhir sudah terwujud. Begitulah, dia tipe manusia yang selalu ingin impiannya terwujud dengan curhat setiap hari kepada Allah, kepada Tuhannya. Dan dia rela tak ada lagi di dunia ini setelah keinginannya tercapai.  

Tetapi bagaimanapun, di hari ulang tahun sang mutiaranya, dia tak menyiapkan apa-apa. Dia sebenarnya ingin melupakan hari ulang tahun sang pujannya, karena toh si mutiaranya sudah berterus terang bahwa Dendra bukanlah sosok pangeran yang diidamkan.

Sialnya, di tanggal 18, sehari sebelum tanggal kelahiran Si  Mutiara, dia tak mampu mencegah gerak-gerik tubuhnya menuliskan tulisan ini. Mengucapkan Selamat Ulang Tahun dari jarak sekian ratus kilometer dari Sang Muriara berada. Dia bahkan sudah berusaha tak menghubungi Sang Mutiara, sepekan sebelum hari ini. Tetapi, ya, begitulah..

Begitulah, Selamat Ulang Tahun yang ke seperempat abad, Mbak Mutiara!
Semoga senantiasa dianugrahkan keceriaan, dan Allah tidak tega bila tak memasukkanmu ke dalam bagian manusia-manusia yang mendapat rahmat-Nya.

Alfatihah..  



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persiku Junior Lolos 12 Besar Piala Soeratin Jateng

Tentang Malam Minggu, dan Antara Malam yang Sibuk dan Menyenangkan

Daftar Pesepakbola dan Pelatih dengan Penghasilan Tertinggi