“Cantik Itu Luka” karya Eka Kurniawan Ternyata Memang Oke


Sekitar setahun lalu, seorang teman saya geger di sosial media. Sebabnya, mengapa Indonesia tak terlalu menyorot keberhasilan sastrawan Eka Kurniawan yang membanggakan Indonesia melalui karyanya.

Ketika itu, saya memang sudah penasaran. Tapi belum sampai mencari buku yang katanya sudah diterjemahkan ke beberapa bahasa itu.

Nah, baru hari ini, 17 Agustus 2018 saya iseng-iseng googling mencari novel yang katanya masterpiece itu. Saya download (jangan ditiru, haha) dan baca paragraph pertama. Dan ternyata.. asemm tenan, memang jos. Benar-benar keren.

Saya adalah pengagum karya-karya Ayu Utami, dan setelah tahu karya Eka Kurniawan, mungkin saya juga akan menambahkan namanya di daftar sastrawan keren idola.

Berikut paragraph pertama di novel Cinta Itu Luka yang terbit tahun 2002 itu.

“Sore hari di akhir pekan bulan Maret, Dewi Ayu bangkit dari kuburan setelah dua puluh satu tahun kematian. Seorang bocah gembala dibuat terbangun dari tibur siang di bawah pohon kamboja, kencing di celana pendeknya sebelum melolong, dan keempat dombanya lari di antara batu dan kayu nisan tanpa arah bagaikan seekor macan dilemparkan ke tengah mereka. Semuanya berawal dari kegaduhan di kuburan tua, dengan disan tanpa nama dan rumput setinggi lutut, tapi semua orang mengenalnya sebagai kuburan Dewi Ayu. Ia mati pada umur lima puluh dua tahun, hidup lagi setelah dua puluh satu tahun mati, dan kini hingga seterusnya tak ada orang yang tahu bagaimana menghitung umurnya.”

Begitulah, dan tenu paragraph-paragraf berikutnya tentu lebih menarik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persiku Junior Lolos 12 Besar Piala Soeratin Jateng

Tentang Malam Minggu, dan Antara Malam yang Sibuk dan Menyenangkan

Daftar Pesepakbola dan Pelatih dengan Penghasilan Tertinggi