Dewangga Surya Negara, Anak Buruh Pabrik yang Lolos Jadi Atlet PB Djarum


Tempuh Perjalanan 8 Jam, Menginap di Rumah Warga Rp50 Ribu Untuk Tiga Hari




HASIL YANG MEMUASKAN: Dewangga bersama ayahnya seusai pengumuman atlet yang dinyatakan diterima PB Djarum kemarin.

Dari 29 atlet yang dinyatakan lolos menjadi penerima beasiswa Bulutangkis PB Djarum 2017, di sana ada nama Dewangga Surya Negara. Ya, atlet yang merupakan putra dari pasangan buruh pabrik ini berhasil menembus PB Djarum melalui perjuangan yang keras.
Saiful Anwar, Kudus
Atlet kelahiran Boyolali, 17 Februari 2006 itu mengikuti audisi umum tahun ini di Purwokerto pada awal Agustus lalu. Bersama sang ayah, Parjimin, dia menempuh perjalanan dari tempat tinggalnya dari Desa Ketaon, Banyudono, Boyolali menuju tempat audisi di Purwokerto selama 8 jam.
Selama itu, tutur Parjimin, mereka berdua yang hanya mengendarai sepeda motor matic mengaku tak istirahat sama sekali.
Ketika audisi selama tiga hari di Purwokerto pun, Dewangga dan ayahnya tidak menginap di hotel sebagaimana banyak peserta lain. Dengan keterbatasan biaya, dia dan sang ayah mencari tempat tinggal sementara yang sesuai dengan budget-nya.
”Jadi, kami tiga hari tinggal di rumah nenek-nenek yang tinggal bersama cucunya. Rumahnya terbuat dari papan. Saya tidur di kursi dan Dewangga di lantai. Ya, begitu, digigiti nyamuk,” cerita Parjimin sembari tersenyum.
Ketika pengambilan nomor dada pun, pria yang sehari-hari bekerja di pabrik tekstil itu mengaku sebenarnya sudah terlambat satu hari karena ayahnya pada hari itu harus bekerja sampai sore. Nah, ayahnya pun mengambil cuti di hari berikutnya.
Sedangkan, pada hari itu, setelah pulang jam 5, pada pukul 20.00 malamnya, dia bersama ayahnya berangkat ke tempat audisi dengan motor maticnya. Ketika sampai di tempat audisi di Purwokerto pun sudah pagi, sebab, mereka menempuh perjalanan selama 8 jam.
”Mau bagaimana lagi. Adanya motor ini, saya bilang ke Dewangga, disyukuri saja, adanya ini,” kata sang ayah sembari tersenyum menatap anaknya.
Dewangga yang lolos untuk kategori U-13 ini mengaku sudah menekuni olahraga tepok bulu ini sejak TK besar atau tatkala usianya masih sekitar 5 tahun. Melihat apa yang ditampilkannya, sang ayah pun mendukung penuh kendati pekerjaannya hanya buruh. Sang ayah hanya buruh tekstil, sedangkan ibunya, Eni Mustanti buruh pabrik kertas.
Tahun lalu, Dewangga mengaku sudah mengikuti audisi umum di Solo. Namun, dia gagal melewati tahap screening. Tahun ini, sebelum dinyatakan lolos di audisi Purwokerto, dia juga sudah mengikuti audisi di Solo. Tapi, ketika itu hanya sampai babak 8 besar kategori KU13 putra.
”Waktu itu yang diambil empat, di KU 13 putra,” kata Dewangga yang kini masih duduk di bangku SD kelas 6 tersebut.
Belajar dari kegagalan itu, dia pun memacu latihan lebih giat lagi. Tidak hanya teknik,  latihan fisik yang lebih intensif juga terus digenjot dengan semangat dari orangtuanya. Setelah dirasa cukup, dia pun percaya diri mendaftar audisi di Purwokerto. Hasilnya, dia berhasil lolos sebagai finalis audisi, ke fase karantina, sebelum akhirnya dinyatakan lolos menjadi atlet PB Djarum.
Dewangga sendiri sebenarnya sudah beberapa kali mengikuti kejuaraan di Kudus. Bermodal latihannya selama enam tahun di PB Tanker sejak 7 tahun lalu, dia berhasil memperoleh hasil yang cukup mengesankan.

”Tahun ini juara II di Muria Cup di kelompok anak-anak. Tahun 2016 lalu, juara I di Bupati Cup di KU usia dini,” tukas atlet cilik yang mengaku mengidolakan Taufik Hidayat itu. (*)   



Itu tadi adalah contoh feature atau yang biasa disebut boks, di tempat saya bekerja. artikel yang kebetulan tidak terbit. haha. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persiku Junior Lolos 12 Besar Piala Soeratin Jateng

Tentang Malam Minggu, dan Antara Malam yang Sibuk dan Menyenangkan

Daftar Pesepakbola dan Pelatih dengan Penghasilan Tertinggi