Halaman 29
kita sedang bergerak ke belakang,
seorang pemuda menghentikan roda waktu,
membuka kitab di lauhul mahfudz,
mencari kisahnya yang sedih di halaman 29.
martabat seorang gadis berjatuhan di depan televisi,
sinyal-sinyal munafik menyambar sanubari,
meretakkan yang kokoh, menghancurkan yang perkasa.
melihat aku di persimpangan galaumu,
memaksa aku ke dalam aku, lebih aku sejak hari kematian
nenekmu,
melewati demak, jepara, dan sebuah kota penuh asap.
sesosok cahaya datang menemuiku, menyilakanku membuka buku,
memetakan jalan hidup yang berliku setelah minum kopi dan
menyanyikan lagu sendu..
Komentar
Posting Komentar