Penjualan Bordir Cenderung Turun


KUDUS - Penjualan pakaian bordir tahun ini cenderung turun dari tahun sebelumnya. Meskipun sudah dipasarkan secara online, namun tidak terlalu memberi banyak efek. Hal itu dikatakan oleh Ida, salah satu pengelola butik di jalan Sunan Muria, Kudus. “Kami ada juga sosial media untuk penjualan, tetapi ya begitu,” ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Kudus, kemarin (1/8).
Mengenai penyebab menurunnya angka penjualan itu, dia juga tidak tahu pasti. Namun, diduga karena banyaknya pesaing adalah penyebabnya. ”Ada banyak yang jual, jadi ya bersaing gitu. Tapi kami selalu berusaha menyajikan yang terbaik,” terangnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, para peminat bordir saat ini juga menurun. Penyebabnya, salah satunya adalah karena harganya yang relatif mahal. ”Sekarang peminatnya sedikit. Tidak seperti dulu,” ucap gadis yang sudah berkerja di sana dua tahun itu.
Meskipun demikian, dia mengungkapkan jika memasuki bulan Ramadhan dan menjelang lebaran, penjualannya meningkat tajam. Dia tidak bisa menyebutkan angka pastinya, tetapi kira-kira 50% lebih peningkatannya. “Setiap masuk bulan Puasa atau pas mau lebaran pasti naik,” katanya.
Di butik yang dikelolanya, model bordir icik adalah yang paling banyak dicari pembeli. Meskipun harganya relatif mahal, namun para pembeli tetap getol memburunya. “Bordir icik itu yang lebih halus, jadi kualitasnya lebih baik,” terangnya.
Selain bordir icik merupakan bordir yang berkualitas bagus, bordir ini juga merupakan khas Kudus. Para pembeli biasanya ingin kekhasan oleh-oleh dari kota yang dikunjunginya. ”Para pembeli juga melihat bordir khas Kudusnya,” ungkapnya.  
Rata-rata dia menjual gamis dengan bordir icik dengan harga Rp 475 ribu. Sedangkan yang paling murah, harganya berkisar Rp375 ribu. Untuk model bordir icik tertentu, dia mengungkapkan dapat menjualnya lebih dari dua juta rupiah. ”Untuk yang paling murah Rp375 ribu, yang paling mahal bisa sampai dua juta rupiah,” jelasnya.
Ada dua macam bordir di butik yang dikelola Ida. Yakni bordir juki dan bordir icik. Untuk bordir dua macam itu merupakan produksi mandiri butiknya. ”Ada juga bordir komputer, tapi biasanya kulaan (menyetok dari toko lain, Red,” ungkapnya. (ful)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persiku Junior Lolos 12 Besar Piala Soeratin Jateng

Tentang Malam Minggu, dan Antara Malam yang Sibuk dan Menyenangkan

Daftar Pesepakbola dan Pelatih dengan Penghasilan Tertinggi