Kudus Belum Terima Vaksin Meningitis
KUDUS
– Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, dr Maryata, melalui Kasi Pengendalian
Penyakit Any Wllianti mengatakan, hingga Rabu kemarin (27/7) belum menerima
vaksin dari Kementerian Kesehatan. Sejauh ini, menurutnya, di seluruh Jawa
Tengah, hanya Brebes yang sudah ada. “Dari pusat belum ada. Biasanya sudah siap,
tapi untuk tahun ini memang belum ada kiriman dari pusat. Baru Brebes yang
sudah ada,” katanya di kantor Dinas Kesehatan Kudus kemarin.
Untuk
tahun ini, calon jamaah haji akan diberikan vaksin meningitis secara gratis,
sebagaimana tahun sebelumnya. Namun, apabila calhaj ingin vaksin lain, akan ada
biaya tambahan. “Ada vaksin yang wajib, dan ada yang sunah. Untuk vaksin
meningitis, itu gratis karena langsung dari pemerintah. Nah untuk vaksin lain,
misal influenza, ada biayanya sendiri,” terangnya di sela-sela kesibukannya.
Mengenai
biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing vaksin, menurutnya, bergantung
vaksin yang diminta oleh calhaj. “Bergantung vaksin yang diminta,” katanya.
Lebih
lanjut, dr Maryata menuturkan, paling lambat, tujuh hari sebelum keberangkatan
para calhaj sudah harus diberikan vaksin. Mengenai tempat penyuntikan vaksin,
dia belum bisa mengonfirmasi. Tempatnya bisa di UPT Laboratorium Kesehatan
Purwosari, atau apabila ada perubahan, di puskesmas. “(Peraturan, Red) Dari
pusat berubah-ubah. Belum pasti. Bisa jadi di Labkes Purwosari, atau kalau
tidak di puskesmas,” imbuhnya.
Efektifnya,
dua bulan sebelum keberangkatan, para calhaj sudah harus dipantau kesehatannya.
Kemudian melalui laboratorium kesehatan akan dievalusi penyakit apa saja yang
diderita para calhaj. Sehingga nanti bisa diberikan penanganan yang tepat
sesuai dengan kebutuhan kesehatan calhaj. “Misalnya nanti ada yang gula darah,
atau penyakit lain kan kita bisa tahu,” katanya.
Meskipun
sudah diberikan vaksin, dia menghimbau bagi calon haji untuk menjaga kondisi
fisik selama di Mekkah dan Madinah. Karena kondisi cuaca yang berbeda dengan Indonesia.
“Utamakan yang wajib, wuquf di padang Arafah itu. Biasanya para jamaah ini
mumpung di sana, jadi yang sunah dikerjakan semua. Malah ketika wuquf sudah
habis tenaganya,” tutupnya. (ful)
Komentar
Posting Komentar