Warga Miskin Masih 10 Persenan, Ini Solusi Bang Andrew Foundation
Solusi Kemiskinan di Indonesia versi Bang Andrew Foundation
Kemiskinan di Indonesia masih lebih dari 9 persen dari total penduduk sebanyak 250 juta jiwa. Artinya, sekitar 24 juta jiwa di negara ini masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Apabila dilogika, dengan sumber daya alam yang melimpah dan jumlah umat muslim yang mencapai 88 persen dari total jumlah penduduk, sebenarnya tidak masuk akal masih ada orang miskin di negara ini. Tetapi begitulah. Kenyataan pahit itu harus kita terima.
Lewat artikel ini, sambil terus mengkritisi pemerintah yang belum berhasil (kalau bukan gagal) mengentaskan kemiskinan, ada baiknya umat Islam yang mayoritas di negeri ini turut memikirkan masalah tersebut. Dan berikut ini adalah beberapa alternatif dari B.A. Foundation setelah pemikiran yang cukup panjang:
1. Memanfaatkan dana umat di masjid-masjid untuk keperluan mereka yg hidup di bawah garis kemiskinan. Selama ini dana di masjid hanya untuk operasional dan renovasi. Ironisnya, dalam proses renovasi itu kadang warga miskin turut ditarik iuran. Padahal, seringkali masjid itu tidak darurat dilakukan renovasi.
Karena itulah, bagi masjid yang sudah atau masih baik, sedangkan dana umat melimpah, alangkah lebih baiknyalah disalurkan untuk kepentingan pengentasan warga miskin. Tentu melalui program-program yang dirancang dengan baik.
2. Mambatasi haji dan umroh masing-masing sekali seumur hidup. Di negara ini, meski masih banyak umat Islam yang miskin, namun mereka yang kaya banyak sekali yang "hobi" umroh atau bahkan haji (melalui jaringan orang dalam). Padahal, dana untuk haji atau umroh itu bisa dimanfaatkan di wilayah produktif untuk mengurangi kemiskinan.
Mereka yang ingin umroh atau haji lebih dari sekali harus membayar dua kali lipat dari biaya normal. Anggaran lebih itu akan dimanfaatkan untuk kepentingan pengentasan kemiskinan.
Kami yakin, apabila program di atas efektif, kemiskinan bisa tuntas ditangani dalam waktu maksimal 10 tahun ke depan.
Tentu saja, program di atas adalah gambaran kasar. Teknisnya bisa diatur bila memang ada tanggapan serius atas usulan di atas.
Terima kasih.
Kemiskinan di Indonesia masih lebih dari 9 persen dari total penduduk sebanyak 250 juta jiwa. Artinya, sekitar 24 juta jiwa di negara ini masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Apabila dilogika, dengan sumber daya alam yang melimpah dan jumlah umat muslim yang mencapai 88 persen dari total jumlah penduduk, sebenarnya tidak masuk akal masih ada orang miskin di negara ini. Tetapi begitulah. Kenyataan pahit itu harus kita terima.
Lewat artikel ini, sambil terus mengkritisi pemerintah yang belum berhasil (kalau bukan gagal) mengentaskan kemiskinan, ada baiknya umat Islam yang mayoritas di negeri ini turut memikirkan masalah tersebut. Dan berikut ini adalah beberapa alternatif dari B.A. Foundation setelah pemikiran yang cukup panjang:
1. Memanfaatkan dana umat di masjid-masjid untuk keperluan mereka yg hidup di bawah garis kemiskinan. Selama ini dana di masjid hanya untuk operasional dan renovasi. Ironisnya, dalam proses renovasi itu kadang warga miskin turut ditarik iuran. Padahal, seringkali masjid itu tidak darurat dilakukan renovasi.
Karena itulah, bagi masjid yang sudah atau masih baik, sedangkan dana umat melimpah, alangkah lebih baiknyalah disalurkan untuk kepentingan pengentasan warga miskin. Tentu melalui program-program yang dirancang dengan baik.
2. Mambatasi haji dan umroh masing-masing sekali seumur hidup. Di negara ini, meski masih banyak umat Islam yang miskin, namun mereka yang kaya banyak sekali yang "hobi" umroh atau bahkan haji (melalui jaringan orang dalam). Padahal, dana untuk haji atau umroh itu bisa dimanfaatkan di wilayah produktif untuk mengurangi kemiskinan.
Mereka yang ingin umroh atau haji lebih dari sekali harus membayar dua kali lipat dari biaya normal. Anggaran lebih itu akan dimanfaatkan untuk kepentingan pengentasan kemiskinan.
Kami yakin, apabila program di atas efektif, kemiskinan bisa tuntas ditangani dalam waktu maksimal 10 tahun ke depan.
Tentu saja, program di atas adalah gambaran kasar. Teknisnya bisa diatur bila memang ada tanggapan serius atas usulan di atas.
Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar