Petani Rembang Kembangkan Inovasi Tunnel dan Prisma untuk Tetap Panen


UJI COBA: Rasmani menunjukkan lahannya dengan pengembangan tanel dan prisma di Desa Purworejo, Desember 2018


KALIORI – Memasuki musim penghujan, para petani garam biasanya mengalihkan penggunaan tambaknya untuk penambakan ikan. Namun, dengan inovasi tunnel dan prisma, mereka bisa tetap memanen garam tanpa khawatir datangnya hujan.
Rasmani, seorang pengembang inovasi tunnel dan prisma asal Desa Purworejo mengungkapkan, untuk inovasi tunnel, dirinya menjajal dengan lahan seluas 21x3,8 meter dan 24x8 meter. Dia mengaku menghabiskan biaya hingga Rp 10 juta untuk inovasi tersebut.
”Ini masih uji coba kelayakan. Bahannya kayu dan bambu. Kalau bambu bertahan 2 tahun dan kayu bisa 4 tahun.  Ini baru dimulai akhir Oktober lalu,” paparnya, Desember 2018.
Namun demikian, Rasmani belum bisa menghitung pasti tingkat keberhasilannya. Hanya, secara hitung-hitungan, dengan tambak seluas 24x8 meter, dia mengklaim bisa memanen garam hingga dua ton setiap bulan.
Dia mengaku mencoba inovasi keduanya, tunnel dan prisma untuk melihat hasilnya yang terbaik. Hasil yang paling baik itulah nantinya yang akan dikembangkan untuk para petani lain. Sehingga, petani garam tak mengenal musim kemarau atau penghujan.
Inovasi tersebut, aku Rasmani yakni berdasarkan hasil studi di Lamongan beberapa waktu lalu. Saat ini masih dilihat yang paling cocok dikembangkan di Rembang dari dua inovasi tersebut.
Dengan petani garam yang tak mengenal musim, diharapkan ke depan hasilnya bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sehingga, pemerintah tak perlu lagi impor garam.

”Hasil produksi garam dalam negeri selama ini kan kurang. Makanya impor terus. Bila inovasi ini berhasil dan diterapkan kepada banyak petani, kebutuhan garam semoga bisa tercukupi,” tukasnya. (ndrew)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persiku Junior Lolos 12 Besar Piala Soeratin Jateng

Tentang Malam Minggu, dan Antara Malam yang Sibuk dan Menyenangkan

Daftar Pesepakbola dan Pelatih dengan Penghasilan Tertinggi