M. Ridwan, Ketua KONI Kudus Penggagas Tiga Diklat
Seimbangkan
Pembinaan dan Prestasi
KUDUS - Keberadaan
diklat menjadi hal penting dalam pembinaan olahraga. Dengan diklat, para pemain
bisa dibina sejak dini untuk akhirnya memiliki kemampuan fisik, teknik maupun
mental yang mampu bersaing dengan atlet lain. Hal itulah yang melatari
pendirian diklat sejumlah cabor di Kota Kretek.
Kiprah pria yang 27 Juli nanti berulangtahun ke-55
di jagat olahraga di Kota Kretek dimulai sejak dirinya masih menjadi pelatih
sepakbola SSB Tanjungkarang pada 1993. Setelah kurang lebih 9 tahun bergelut di
sepakbola usia belia, Ridwan muda akhirnya mendirikan klub voli Porvit sekitar
tahun 2002. Di klub itu, dirinya juga sekaligus menjadi pelatih. Agenda itu
tentu di samping kesibukannya menjadi pengusaha barang bekas (rosok).
DUA PERIODE: M. Ridwan membawa tropi juara pra porprov tim voli indoor yang diraih pada akhir tahun lalu.
Pada tahun 2005, dia dipercaya menjadi manejer tim
voli Kudus di ajang Porprov. Karirnya semakin cemerlang menyusul Bupati
Musthofa yang pada 2009 membentuk diklat sepakbola. Pengalaman Ridwan membuat
sang bupati menunjuknya sebagai manajer tim sepakbola Kudus.
Setahun setelahnya, pria yang juga akrab disapa Pak
Kaji itu resmi terpilih menjadi ketua KONI Kudus melalui voting
pengkab-pengkab. Pada 2014, dia kembali terpilih secara aklamasi untuk
meneruskan jabatan yang diembannya. Pada Juni lalu, dia sebenarnya sudah harus
lengser dari jabatannya. Namun, dari pihak KONI Jateng, memutuskan
memperpanjang masa baktinya hingga Januari 2019 nanti, karena
prestasi-prestasinya.
Di masa kepemimpinan M. Ridwan, ketua KONI Kudus
2010-2018, ada tiga diklat olahraga yang dibina secara serius. Yakni diklat
sepakbola, diklat voli indoor, dan diklat voli pantai. Ketiganya mampu
memberikan sumbangsih tersendiri di jagat olahraga di Kudus, tidak hanya level
nasional, bahkan internasional. Bisa dikatakan, Ridwan lah yang juga turut
menggagas adanya tiga diklat cabor tersebut. Karena di masa kepemimpinannya
juga lah para penggawa diklat bisa menunjukkan banyak berprestasi.
”Ketika mereka, para atlet muda itu diberi wadah
untuk berlatih, tentu perkembangannya akan lebih signifikan. Apalagi, terutama
adanya diklat juga ditujukan agar atlet yang membela Kudus, benar-benar putra
asli daerah,” kata dia.
Diklat sepakbola Kudus telah melahirkan
pemain-pemain yang pada akhirnya menjadi penggawa Persiku. Pada tahun 2016,
hampir 100 persen merupakan pemain didikan diklat. Tim yang akhirnya menjadi
kampiun Liga Nusantara zona Jateng dan menempati peringkat 4 di putaran
nasional.
Nama-nama seperti Sugeng Riyadi, M. Idris, Irvan
Fahrizal, Ilyas Sayogie, Prahitta Dian, Sholikul Islam, serta Adit Wafa adalah
para pemain yang dikenal publik karena berulang kali tampil di media masa. Khusus
untuk Sholikul Islam dan Adit Wafa, keduanya bahkan kini memperkuat PSIR
Rembang yang sedang berlaga di Liga 2. Keduanya juga tercatat pernah mempernah
berseragam PSIS Semarang kala masih di kompetisi Liga 2 musim lalu.
Diklat voli indoor berdiri pada 2012 yang langsung
diproyeksikan untuk mengikuti Porprov 2013. Pada ajang empat tahunan itu, tim
voli Kudus berhasil membawa pulang 1 emas dan 2 perak. Sebuah prestasi yang
cukup membanggakan karena di Porprov 2009 hanya berhasil membawa pulang sebuah
perunggu.
”Sejak awal adanya diklat ini kan untuk mewadai
bibit-bibit yang ada. Sehingga mereka bisa menunjukkan performa terbaiknya di
usia yang tepat untuk mengikuti kejuaraan-kejuaraan,” ujar Ridwan.
Melalui diklat tersebut, para pevoli muda juga bisa
semakin unjuk gigi meraih prestasi. Pada Oktober lalu, tim voli junior Kudus
yang diisi para penggawa diklat berhasil menjuarai Bola Voli Junior tingkat
Provinsi Jawa Tengah di Cilacap. Di pra porprov akhir tahun lalu, tim voli indoor
Kudus juga berhasil menjadi juara. Di level nasional, pada 2016 lalu, di ajang
Livoli, para atlet binaan diklat menempati peringkat empat, meskipun atas nama
Porvit Kudus. Hal itu membuktikan bahwa pembinaan usia muda dengan diklat
sangat berpengaruh dengan prestasi tim.
Diklat voli pantai Kudus, yang terbentuk pada 2015
lalu juga mampu mencapai prestasi yang sangat membanggakan. Sejak 10 Juli
hingga 15 Juli mendatang, satu atlet didikan diklat ini, Ragil Ningtyas bahkan
berlaga di kejuaraan dunia voli pantai mewakili Indonesia.
Selain prestasi yang fenomenal itu, prestasi lain di
level nasional juga selalu ditunjukkan para atlet binaan diklat ini. Di tahun
2016, tim putrinya menjadi juara kejurnas antar PPLP di Nusa Tenggara Barat.
Dan, pada 2017 lalu, mereka berhasil mengawinkan gelar kejuaraan antar PPLP di
Makassar. Ya, para atlet didikan diklat voli pantai Ivojo Kudus berhasil
menjuarai kategori putra dan putri sekaligus.
Dua atlet binaan diklat ini, Della Novitasari dan
Devi Melinda Novitasari sejak tahun lalu juga menjadi bagian dari PPLM (Pusat
Pendidikan dan Latihan) yang bermarkas di
Jogjakarta. Pada April lalu, Della menunjukkan kualitasnya dengan menjadi juara
Singapore Open, meskipun atas nama PPLM Jogjakarta.
M. Ridwan, selain menjadi ketua KONI Kudus dua
periode, dia juga merupakan ketua pemuda
olahraga sejak 1998 hingga sekarang. Dia bahkan juga tercatat sebagai ketua BPD
(badan permusyawaratan desa) sejak 2005 sampai sekarang. Sehingga kiprahnya di
keorganisasian, sudah sangat matang.
Nama : M. Ridwan
TLL : Kudus, 27 Juli 1963
Alamat : RT 4/RW 2, Desa Tanjungkarang,
Kecamatan Jati, Kudus
Karir kepelatihan :
Pelatih SSB Tanjungkarang 1993
Pelatih voli bersertifikat 2007
Karir organisasi : Ketua pemuda olahraga 1988
Manajer voli porprov Kudus 2005
Ketua BPD Tanjungkarang 2005-sekarang
Manajer tim sepakbola Kudus 2009
Manajer Persiku 2017
Ketua KONI Kudus 2010-2018
Komentar
Posting Komentar