Mendung, Hilal Tidak Terlihat di Kudus

NIHIL: Suasana pemantaun hilal di atap gedung J, Universitas Muria Kudus, (26/5)
KUDUS – Hilal atau bulan sabit pertama sebagai petanda awal bulan Ramadan tidak terlihat di Kudus. Dalam rukyatul hilal yang diadakan oleh Badan Hisab Rukyat Daerah (BHRD) di atap gedung J, UMK kemarin sore, semua hadirin menyatakan tidak melihat hilal.
Ketua penyelenggara, M. Agus Yusrun Nafi mengungkapkan, syarat untuk dapat melihat hilal sudah memenuhi seluruhnya. Di antaranya yakni ketinggian yang bahkan mencapai 8 derajat dari minimal 2 derajat.
”Hilal tidak dapat dilihat karena mendung tebal. Namun di selatan, utara, nanti ada yang melihat bisa dilaporkan kepada Menteri Agama,” ungkapnya.
Sebanyak tiga theodolit dan satu teropong digital digunakan untuk melihat hilal. Namun, karena mendung yang cukup tebal, setelah dilakukan pengamatan secara seksama selama sekitar 30 menit, hilal tidak dapat dilihat.
Lama hilal menurut rekapitulasi data hisab panduan rukyat yakni selama 32 menit 14 detik. Sementara hilal terbenam pada pukul 18.03. Sejak pengamatan secara seksama mulai pukul 17.30 hingga terbenamnya hilal, seleuruh peserta menyatakan tidak melihat hilal.
Adapun kepala kantor Kemenag Kudus, Noor Badi mengatakan, meskipun tidak dapat terlihat, namun setidaknya proses telah ditempuh untuk melihat hilal secara langsung.
”Ini merupakan proses untuk melihat hilal untuk menentukan awal Ramadan. Jadi, kalau memang tidak terlihat, kita tunggu sidang di kemenag pusat,” kata dia.
Rukyatul hilal yang digelar kemarin, dihadiri oleh pemda, pondok pesantren, UMK, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Kudus Astronomi Club, Lembaga Hisab Rukyat, dan sejumlah instansi lain. (ful)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persiku Junior Lolos 12 Besar Piala Soeratin Jateng

Tentang Malam Minggu, dan Antara Malam yang Sibuk dan Menyenangkan

Daftar Pesepakbola dan Pelatih dengan Penghasilan Tertinggi