“Kata” Papa
Pada suatu kalimat terpenggallah kata yang mengganggumu di malam hari. Entah membuat kau terpesona atau bukan, yang jelas kau mengatakannya: aku tak bisa tidur gara-gara kata itu. Di depannya, ada bayangan. Bayangan tentang citanya, cintanya dan yang terakhir adalah kata nya. Kata yang mengganggunya sejak ia memelototi buku yang tergeletak di meja tamu. Seumpama dia sedang membayangkan bertamasya di bali selama seminggu , maka satu minggu itu akan dipotong tiga hari hanya untuk memikirkan kata itu. Dalam benaknya, ada satu. Ia yakin. Ada sesuatu yang satu. Dalam hatinya, atau entah di mana. Satu juga adalah kata itu. Menyelinap di mimpi malamnya, bepergian waktu paginya dan ikut pulang waktu sorenya. Tak ada lagi yang bisa diucapkannya bahkan dilakukannya. Ia hanya terdiam. Atau lebih dari itu, ia makhluk terpuruk. Begitu hatinya bergumam. Satu pagi yang sumpek, menambah pula beban sumpek yang harus ia derita sekarang. Pikirannya hilang. Lepas. Dirinya redup. Seredup-redu...